Sabtu, 6 Desember, 2025

Tim Dosen STIKES Panti Waluya Malang Gelar Pengabdian Di LKS-LU Pangesti Lawang ; Caregiver Tanggap Darurat dan Monitoring Lansia Berbasis Aplikasi

IDEA JATIM, MALANG – Tim dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panti Waluya Malang kembali mendampingi LKS-LU Pangesti Lawang dalam program Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP), mulai 7 sampai 24 Oktober lalu. Kali ini tim dosen memberikan pendampingan berupa pelatihan kepada para caregiver yang ada di rumah lansia tersebut. Tujuannya untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memberikan pertolongan pertama saat menghadapi kondisi kegawatdaruratan lansia.

Tim ini terdiri dari tiga dosen. Yakni Ns. Oda Debora, M.Kep selaku ketua. Bersama dua anggotanya, Wisoedhanie Widi Anugrahanti, S.KM., M.Kes dan Ns. Febrina Secsaria Handini, M. Kep. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat Pemula ini didanai sepenuhnya oleh Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, tahun pendanaan 2025.

Ns. Oda Debora, M.Kep mengatakan,
pendampingan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan caregiver formal. Dilakukan melalui edukasi dan pelatihan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan sesuai kasus dengan prevalensi yang tinggi.

Karena dari 14 orang caregiver yang merawat lansia, 12 orang diantaranya tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan dan belum pernah menerima pelatihan kesehatan untuk perawatan lansia. Apalagi berdasarkan data yang didapatkan dari LKS-LU Pangesti, sebanyak 55 persen lansia menderita hipertensi dan 45 persen diantaranya menderita Diabetes Mellitus (DM).

“Sehingga dengan kondisi ini kemampuan dan keterampilan caregiver harus mumpuni. Peningkatan pengetahuan atau edukasi yang berkelanjutan dan terprogram kepada caregiver dapat meningkatkan kualitas pelayanan institusi,” jelasnya.

Oda Debora menerangkan, edukasi yang diberikan kepada Caregiver meliputi teori dan tata laksana kegawatdaruratan pada DM (hipoglikemia dan hiperglikemia).
Materi lain yang diberikan berkaitan dengan teori dan tata laksana kegawatdaruratan pada Hipertensi Krisis. Lalu dilanjutkan dengan teori dan tata laksana pada kejadian tersedak dan Bantuan Hidup Dasar (BHD).

Selain pendamping penguatan skill Caregiver timnya juga melakukan pengembangan SIMPANGESTI. Sebuah program aplikasi Rekam Medis Elektronik yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu biodata lansia, status keuangan lansia, dan pelunasan keuangan.

Oda Debora menjelaskan, SIMPANGESTI masih dapat dikembangkan untuk melaporkan status kesehatan lansia yang dirawat saat ini. Karena fitur tersebut masih belum tersedia. “Fitur pelaporan status kesehatan lansia sangat diperlukan guna mempertanggungjawabkan kegiatan perawatan yang telah dilakukan oleh para Caregiver,” katanya.

Guna mendapatkan data yang optimal, setiap hasil pengukuran kondisi lansia harus didokumentasikan dan dapat diakses oleh lintas bidang keilmuan yang merawat lansia. Selain itu, pendokumentasian yang akurat dan memperhatikan kesinambungan waktu dapat membantu tenaga medis yang merawat lansia untuk mengambil keputusan terkait tata laksana lansia secara lebih komprehensif.
Oleh karena itu, tim pengabdi mengembangkan menu pendokumentasian pada SIMPANGESTI yang sudah ada, terutama tentang Early Warning System (EWS) dan tanda-tanda vital lansia. (*)

Minggu ini

YSK Jadikan Kebangkitan PERSMA 1960

Sebagai Lokomotif Pengembangan Multi-Olahraga Sulut yang Mandiri IDEA JATIM, MANADO...
Topik

YSK Jadikan Kebangkitan PERSMA 1960

Sebagai Lokomotif Pengembangan Multi-Olahraga Sulut yang Mandiri IDEA JATIM, MANADO — Euforia kebangkitan PERSMA 1960 mencapai puncaknya di Lapangan KONI Sario pada Rabu (12/11) dengan...
spot_img
Berita Terkait