IDEA JATIM, MALANG – Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang kembali berprestasi tingkat nasional. Kali ini dari bidang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI). Mereka adalah tim mahasiswa Program Studi Teknik Sipil yang berhasil meraih Juara 1 kategori Best Poster dalam ajang lomba yang digelar oleh Universitas Jambi tersebut.

Kepala Program Studi Teknik Sipil UNITRI, Handika Setya Wijaya, M.T., turut memberikan apresiasi atas capaian tersebut. Menurutnya, kemenangan ini adalah bukti nyata dari kualitas akademik dan inovasi mahasiswa Teknik Sipil UNITRI.
“Kami sangat bangga dan mengapresiasi tinggi capaian luar biasa ini. Keberhasilan meraih juara nasional ini adalah bukti nyata dari kualitas akademik, inovasi, dan kerja keras mahasiswa kami. Ini menunjukkan bahwa kurikulum dan pembinaan yang kami lakukan berjalan efektif,” ucapnya.
Di sisi lain, kata dia, kemenangan ini bukan hanya menjadi pencapaian individu, tetapi juga bukti bahwa UNITRI semakin kuat sebagai kampus yang menumbuhkan budaya riset, inovasi, dan kolaborasi ilmiah di kalangan mahasiswa. Dan prestasi ini memiliki dampak langsung terhadap reputasi dan citra Program Studi Teknik Sipil di tingkat nasional.
“Prestasi ini adalah validasi eksternal terhadap kualitas akademik kami. Dampaknya signifikan meningkatkan kepercayaan masyarakat, menarik minat calon mahasiswa, dan memperkuat posisi kami di mata mitra industri,” lanjutnya.
Menurutnya, lomba LKTI kali ini cukup menantang karena tidak hanya menilai kedalaman metodologi penelitian, tetapi juga kemampuan mahasiswa menyajikan penelitian dalam bentuk visual yang ringkas, menarik, dan mudah dipahami publik.
Baik dosen pembimbing maupun pimpinan prodi sepakat bahwa keberhasilan ini menjadi momentum penting bagi UNITRI untuk memperkuat budaya riset sejak dini. Mahasiswa diharapkan tidak hanya meneliti menjelang skripsi, melainkan mulai berinovasi dan berkompetisi sejak semester awal. “Riset tidak harus menunggu skripsi. Semakin cepat mahasiswa belajar riset, semakin matang mereka menghadapi tantangan akademik dan dunia kerja,” ujarnya.
Tim mahasiswa yang sukses meraih prestasi itu, antara lain Karolina Vavin Mulyadi, Batildus Fardianus Deot, dan Klaudius Sendy Diaz. Mereka menyajikan karya inovatif berjudul : Pemanfaatan Pizoelektrik Terintegrasi IoT pada Struktur Jembatan Pintar untuk Pemantauan dan Suplai Daya Mandiri di Era 4.0.
Karya ini menawarkan solusi untuk memantau kondisi jembatan secara real time sekaligus menghasilkan energi listrik secara mandiri, memanfaatkan teknologi pizoelektrik dan sistem Internet of Things (IoT).
“Kami terinspirasi dari kondisi energi listrik yang mulai langka di Indonesia. Kami ingin menciptakan solusi yang bisa memantau kondisi jembatan sekaligus menghasilkan energi sendiri,” ujar Karolina.
Dia dan timnya berencana melanjutkan penelitian ke tahap publikasi jurnal ilmiah dan mengembangkan prototipe jembatan pintar yang siap diterapkan di lapangan. “Kami ingin karya ini benar-benar bermanfaat dan bisa digunakan untuk meningkatkan keamanan jembatan di Indonesia,” tuturnya.
Kesuksesan tim ini tidak lepas dari bimbingan Blima Oktavisastuti, S.Pd., M.Pd selaku dosen. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan mahasiswa di tingkat nasional ini berawal dari inisiatif Program Studi Teknik Sipil yang telah membentuk sebuah komunitas akademik bernama Unit Pembinaan Ilmiah “Cremona Grafika”. Unit ini berfungsi sebagai study club bagi mahasiswa yang memiliki minat dan dedikasi tinggi dalam mengikuti berbagai kompetisi ilmiah.
Unit ini juga secara rutin menyelenggarakan coaching clinic serta mentoring intensif yang dibimbing langsung oleh dosen-dosen yang kompeten dan relevan di bidangnya. “Kami membuat komunitas dengan mencari mahasiswa yang memang niat untuk dibimbing mengikuti lomba. Setelah menemukan kompetisi yang sesuai bidang sipil, kami mulai mengerjakan proyeknya bersama,” jelasnya.
Proses pembimbingan berlangsung selama tiga minggu mulai dari penentuan ide, penulisan proposal, hingga simulasi presentasi. Blima menegaskan bahwa ide penelitian sepenuhnya berasal dari mahasiswa, sedangkan peran dosen adalah memberikan penguatan konseptual dan membantu mereka tampil lebih percaya diri saat presentasi. (*)





