IDEA JATIM, KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu menggelar Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi untuk menghadapi musim hujan 2025–2026. Kegiatan ini berlangsung di halaman Balai Kota Among Tani, Selasa (11/11/2025), dan diikuti 360 peserta dari Forkopimda, TNI/Polri, perangkat daerah, relawan, hingga masyarakat.
Wali Kota Batu Nurochman dalam amanatnya menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor. Ia mengajak pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media untuk bersinergi mencegah dan menangani potensi bencana.
“Kesadaran masyarakat perlu terus ditingkatkan melalui sosialisasi, pelatihan, dan simulasi agar lebih siap menghadapi situasi darurat,” ujarnya.
Pemkot Batu juga mengingatkan pentingnya penyamaan persepsi dan perencanaan dalam pengurangan risiko bencana. Komunikasi hingga tingkat desa dan kelurahan diperkuat, termasuk mengaktifkan posko siaga dan sistem peringatan dini di daerah rawan.
Sejumlah langkah antisipatif telah dilakukan, mulai dari pemetaan wilayah rawan bencana, menyiagakan sumber daya perangkat daerah dan relawan, hingga mitigasi banjir bandang melalui susur sungai serta pembersihan sumbatan di 94 titik aliran Sungai Brantas.
Selain itu, pemerintah juga revitalisasi saluran air dan drainase perkotaan dengan memperlebar dimensi saluran di beberapa ruas jalan utama. Pelatihan relawan dan simulasi tanggap bencana dilakukan berdasarkan data BPBD dan BMKG. Upaya tersebut menunjukkan hasil positif, dengan turunnya indeks risiko bencana Kota Batu dari 81,0 pada 2023 menjadi 75,21 pada 2024.
Wali Kota Nurochman menyebut tantangan bencana ke depan semakin berat, sehingga penanganannya harus lebih preventif.
“Apel ini menjadi wujud kolaborasi semua pihak. Kesiapsiagaan harus terus ditingkatkan karena bencana tidak mengenal waktu,” ujarnya.
BPBD mencatat pada 2024 terjadi 122 bencana di Kota Batu, 86 persen diantaranya bersifat hidrometeorologi. Pada 2025 jumlahnya naik menjadi 149 kejadian, didominasi longsor, banjir, angin kencang, serta kebakaran hutan dan lahan.(*)





