IDEA JATIM, MALANG – Tim Dosen Universitas Merdeka (Unmer) Malang yang terdiri dari Nofrian Deny Hendrawan S.ST, M.Tr.T, Sufiyanto, S.T, M.T, Hudan Eka Rosyadi S.Kom, M.Kom, Galandaru Swalaganata S.Si, M.Si, dengan melibatkan beberapa mahasiswa Unmer Malang mengembangkan cara baru untuk melestarikan Tari Topeng Malangan, salah satu warisan budaya dari Jawa Timur. Dengan menggunakan teknologi 3D modeling dan Augmented Reality (AR), proyek ini bertujuan untuk memperkenalkan seni tradisional ini kepada masyarakat, terutama generasi muda, dengan cara yang lebih modern dan mudah diakses. Proyek ini muncul karena adanya kekhawatiran bahwa minat generasi muda terhadap kesenian tradisional semakin berkurang khususnya kesenian tradisional lokal. Di tengah perkembangan teknologi yang cepat, Tari Topeng Malangan bisa saja terlupakan. Oleh karena itu, Tim Dosen Unmer Malang ingin lebih menghidupkan kembali tradisi ini melalui cara-cara digital, agar lebih mudah dipelajari dan lebih relevan dengan kebutuhan generasi muda masa kini.
Dalam pengembangannya, tim menggunakan berbagai teknologi untuk membuat representasi digital Tari Topeng Malangan. Proses ini dimulai dengan pemindaian objek dan pembuatan model 3D menggunakan software Blender. Teknologi AR memungkinkan orang untuk melihat dan berinteraksi dengan topeng, kostum, serta gerakan tari secara virtual, menggunakan ponsel atau perangkat AR lainnya. Dengan begitu, orang bisa mempelajari lebih dalam tentang seni tradisional ini tanpa harus datang langsung ke pertunjukan.
Ketua Tim Peneliti, Nofrian Deny Hendrawan S.ST, M.Tr.T menjelaskan bahwa tujuan penggunaan teknologi ini bukan untuk menggantikan seni tradisional, tetapi untuk membuatnya lebih mudah dipahami dan dipelajari oleh generasi sekarang. “Dengan representasi digital, orang bisa lebih mudah mengakses detail-detail artistik dan filosofis dari Tari Topeng Malangan, yang sebelumnya hanya bisa dilihat dalam foto atau video,”ujarnya.
Tri Handoyo sebagai selaku pengelola Padepokan Seni Topeng Malangan Asmorobangun Ketua Padepokan Tari menyambut dengan penuh antusiasme inisiatif ini, mengungkapkan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan untuk melestarikan Tari Topeng Malangan melalui teknologi digital. “Kami berharap bahwa langkah ini dapat membawa kesenian tradisional ini lebih dekat dengan masyarakat, khususnya generasi muda, serta membuka peluang baru bagi pengembangan dan promosi budaya daerah,” katanya.
Penelitian ini diharapkan menjadi potensi besar untuk memperkenalkan Tari Topeng Malangan ke lebih banyak orang, baik di dalam maupun luar negeri. Visualisasi digital yang sudah dikembangkan dapat dipakai dalam pameran, museum virtual, aplikasi wisata, dan materi promosi pariwisata. Hal ini membuat seni tradisional ini dapat diakses oleh audiens yang lebih luas, bahkan mereka yang belum pernah menyaksikan langsung pertunjukannya.
Tim Dosen Unmer Malang juga mengembangkan aplikasi web e-commerce untuk penjualan merchandise Topeng Malangan dengan harapan, selain mengembangkan teknologi AR, aplikasi ini dapat memperluas jangkauan pasar dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih mengenal serta mendukung pelestarian budaya melalui produk-produk khas daerah. Dengan demikian, seni tradisional tidak hanya dapat dinikmati secara virtual, tetapi juga berperan dalam perekonomian lokal. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi langkah maju dalam menggabungkan teknologi dengan pelestarian budaya, sekaligus membuka peluang baru bagi perkembangan seni tradisional di era digital. (*)





