Sabtu, 6 Desember, 2025

Outing Class Sitaya Kelas 5 SDIT Ahmad Yani ; Merangkai Alam, Merawat Bumi – Menumbuhkan Jiwa Cinta Lingkungan Lewat Kreativitas dan Kolaborasi

IDEA JATIM, MALANG – Alam adalah guru terbaik. Melalui sentuhan tanah, tetesan air, dan keindahan dedaunan, anak-anak belajar tentang kehidupan, kesabaran, dan rasa syukur. Nilai inilah yang menjadi roh utama kegiatan Outing Class Sitaya Kelas 5 SDIT Ahmad Yani, bertema _“Merangkai Alam, Merawat Bumi: Kreativitas Hijau Membuat Kokedama & Eco-Gallery.”_
Berlangsung di Lapangan Basket Sitaya, kegiatan ini menghadirkan pengalaman belajar yang unik dan mendalam. Tidak hanya sekadar bermain dengan tanah dan tanaman, para peserta diajak memahami makna menjaga keseimbangan ekosistem, sekaligus menumbuhkan karakter peduli lingkungan dan berjiwa kreatif sebagaimana dimensi profil lulusan  — beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, kreatif, dan kolaboratif.

*Pembukaan Penuh Semangat dan Inspirasi*

Kegiatan dimulai pukul 07.00 pagi dengan pembiasaan ibadah Dhuha bersama di kelas masing-masing, sebagai bentuk penanaman nilai spiritual di awal hari. Usai itu, suasana Lapangan Basket Sitaya dipenuhi energi positif saat Ustadzah Nurdiah Rachmawati, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala SDIT Ahmad Yani menyapa peserta outing class, beliau menegaskan pentingnya mengaitkan proses belajar dengan cinta terhadap alam dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
_“Outing Class bukan sekadar keluar dari ruang kelas, tetapi menembus batas pengalaman belajar. Di sinilah anak-anak belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya — merawat, mencipta, dan mensyukuri karunia Allah melalui tangan mereka sendiri dengan membuat Kokedama dan Eco-Gallery,”_ ujar beliau dengan penuh semangat.

*Kokedama: Seni, Alam, dan Makna yang Menyatu*

Dipandu langsung oleh Ustadz Saiful Anam, selaku Gardener Sitaya, murid-murid diperkenalkan pada seni Kokedama, yaitu teknik menanam tanaman dalam bola serabut kelapa atau lumut yang berasal dari Jepang. Aktivitas ini mengajarkan mereka untuk menyatu dengan unsur alam — tanah, air, dan tumbuhan — serta memahami keseimbangan ekosistem dari proses menanam hingga merawat.
Anak-anak dengan antusias menggulung tanah, menata tanaman kecil, dan mengikatnya dengan tali goni hingga menjadi bola tanaman yang indah. Dari setiap simpul tali dan sentuhan lembut di akar tanaman, tampak tumbuh rasa tanggung jawab dan kebanggaan dalam diri mereka.
_“Rasanya seru sekali, ini pengalaman pertamaku! Ternyata membuat tanaman bisa jadi seni yang keren. Aku jadi lebih sayang sama alam,”_ ujar Ananda Aruna (Kelas 5B), salah satu peserta dengan senyum bangga.
Kokedama yang dihasilkan kemudian ditempatkan di berbagai titik sekolah — dari jendela kelas, area tempat wudhu, hingga area lingkungan lainnya — membentuk pemandangan alami yang menyejukkan mata.

*Eco-Gallery: Ruang Ekspresi Hijau Penuh Kreativitas*

Setelah sesi kokedama, kegiatan berlanjut ke Eco-Gallery, di mana para murid berkolaborasi dalam membuat figura tanaman dan kolam paludarium mini.

Mereka dibagi menjadi enam kelompok dengan kombinasi tanaman dan ikan yang unik: _Pich Lily & Ikan Guppy, Dracaena & Ikan Koki, ZZ Plant & Ikan Molly, Aglonema & Ikan Platy, Sirih Gading & Ikan Betta, Lucky Bamboo & Ikan Komet_
Setiap kelompok menciptakan karya dengan karakter dan imajinasi berbeda. Ada yang menata batu, lumut, dan air untuk membentuk miniatur ekosistem alami, ada pula yang menghias bingkai figura dengan ranting pohon dan moss kering, menciptakan tampilan artistik penuh makna.
Eco-Gallery ini bukan sekadar hasil karya seni, tetapi simbol kepedulian terhadap lingkungan dan representasi dari gaya hidup berkelanjutan yang sudah dikenalkan sejak dini kepada murid.

*Belajar Kolaborasi, Syukur, dan Kepedulian*

Outing Class ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting yang akan membekas dalam karakter anak-anak: Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME melalui rasa syukur atas ciptaan-Nya, Peduli terhadap lingkungan lewat praktik langsung menjaga makhluk hidup, Kreatif dan kolaboratif saat bekerja sama merancang karya dengan kelompok, Berpikir kritis dalam mengamati proses ekosistem dan fungsi setiap unsur alam.
Nilai-nilai inilah yang menjadikan kegiatan ini selaras dengan semangat pembelajaran mendalam di SDIT Ahmad Yani, di mana setiap pengalaman belajar diarahkan untuk membentuk manusia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter mulia.

*Belajar dari Alam, Menumbuhkan Karakter*

Menjelang sore, kegiatan ditutup dengan pengisian LKPD reflektif, shalat Ashar berjamaah, dan doa bersama. Anak-anak tampak lelah, namun wajah mereka memancarkan kebahagiaan dan kepuasan.
_“Hari ini luar biasa. Kami belajar banyak hal — dari Kokedama, Eco-Gallery sampai kerja sama dengan teman. Sungguh bermanfaat sekali bagi lingkungan. Aku jadi ingin membuat lagi dan merawatnya,”_ tutur Ananda Fahmi (Kelas 5A), sambil senyum ceria.

*SDIT Ahmad Yani: Sekolah yang Menumbuhkan Cinta Ilmu dan Alam*

Melalui kegiatan seperti ini, SDIT Ahmad Yani terus menunjukkan komitmennya sebagai sekolah yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai kehidupan dan tanggung jawab ekologis sejak dini.
Konsep Outing Class Sitaya menjadi bagian dari strategi pembelajaran kontekstual berbasis Dimensi Profil Lulusan, di mana anak-anak diajak untuk belajar dengan hati, bekerja dengan tangan, dan berpikir dengan nurani. (*)

Minggu ini

YSK Jadikan Kebangkitan PERSMA 1960

Sebagai Lokomotif Pengembangan Multi-Olahraga Sulut yang Mandiri IDEA JATIM, MANADO...
Topik

YSK Jadikan Kebangkitan PERSMA 1960

Sebagai Lokomotif Pengembangan Multi-Olahraga Sulut yang Mandiri IDEA JATIM, MANADO — Euforia kebangkitan PERSMA 1960 mencapai puncaknya di Lapangan KONI Sario pada Rabu (12/11) dengan...
spot_img
Berita Terkait