BATU (IDEA JATIM) – Tiga kepala daerah di wilayah Malang Raya mulai membangun skema kerja lintas batas administratif yang terstruktur dan berkelanjutan.

Kesepakatan itu di capai dalam forum bertajuk “Sinergitas Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah Malang Raya yang dihelat di Balai Kota Amomg Tani Kota Batu, pada Jumat (18/7/2025) malam.
Untuk diketahui kolaborasi Pemerintahan Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu ini, memasuki fase baru dalam menyelesaikan beberapa persoalan,terkait kemacetan, pengelolaan sampah, dan air bersih.
Sebagai tuan rumah,Wali Kota Batu Nurochman, bersama Bupati Malang HM Sanusi, dan Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyatakan komitmennya untuk mengakhiri sekat-sekat sektoral.

“Ini malam yang bersejarah bagi Malang Raya.Ada banyak persoalan yang harus diselesaikan secara kolaboratif. Macet, jalan tembus, pengelolaan sampah, dan air bersih. Semua butuh sinergi,” ujar Wali Kota Batu Nurochman yang biasa disapa Cak Nur.
Sebagai tuan rumah, ujar dia,Pemerintah Kota Batu tengah memulai langkah-langkah konkret. Misalnya, mengusulkan pembukaan jalan tembus Sukorejo-Batu ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mendesentralisasi pengelolaan sampah melalui TPS3R di 20 dari 24 desa/kelurahan, serta menyelaraskan revisi Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) agar tidak tumpang tindih dengan daerah sekitar.
“Soal air bersih juga perlu kesepahaman teknis, supaya pelayanan lintas wilayah bisa maksimal dan tidak terjadi rebutan sumber air,” paparnya.
Lantas papar dia,ini bukan sekadar pertemuan simbolik.Namun ingin ada implementasi nyata dilapangan.
“Karena di Malang Raya ini adalah satu kesatuan dalam tantangan.Forum ini sebagai babak baru integrasi Malang Raya, maka bukan lagi sebatas diskusi seremonial ,melainkan awal dari kerja bersama yang konkret demi kesejahteraan warga lintas kota dan kabupaten,” tegasnya.
Ini tegas dia,tiga Kepala Daerah menyepakati tindak lanjut forum untuk diformalkan melalui pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) lintas sektor yang dikoordinasikan oleh Sekertaris Daerah (Sekda) masing – masing.
Sementara itu Bupati Malang HM Sanusi menegaskan bahwa forum ini akan menjadi kanal strategis untuk menghidupkan kembali rencana-rencana besar yang selama ini berhenti.
“Termasuk proyek jalan tol Malang-Kepanjen dan Sukorejo-Batu. Menurutnya,dua koridor tol ini akan menjadi solusi konkret mengurai kemacetan di kawasan perlintasan utama Malang Raya.Jadi kami perlu mendorong lagi pembangunan Tol Malang-Kepanjen dan Sukorejo-Batu.
Saya akan menyampaikan langsung ke Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Pak Luhut, saat pertemuan tanggal 23-24 Juli nanti,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, bahwa Malang Raya sebagai sebuah senyawa yang terdiri dari tiga wilayah, namun saling berkaitan erat.
“Malang Raya yang selama ini hanya sebatas jargon tanpa implementasi nyata. Malang Raya itu ibarat puzzle. Ada Kabupaten Malang, Kota Batu, dan Kota Malang. Kalau tidak kita integrasikan dengan forum teknis, kita hanya akan bicara slogan,” ujarnya.
Demikian,Ia mengusulkan pembentukan forum sektoral seperti Bappeda, Dinas PU, Disperindag, Disparbud, hingga PDAM, untuk menyusun agenda teknis berbasis isu-isu prioritas.
“Kita harus memiliki sistem transportasi cerdas dan terintegrasi. Termasuk soal pengelolaan air, supaya banjir tidak terus berulang karena limpasan dari wilayah tetangga,” lanjutnya.
Pentingnya penyusunan tata ruang bersama dan pendekatan pembangunan yang tidak lagi dibatasi oleh batas administratif, melainkan berdasarkan populasi dan dampak wilayah.
“Masalah tata ruang ini tidak bisa dipisahkan antarwilayah. Maka forum seperti ini penting untuk mengatur agar pembangunan tidak saling tabrakan.Dengan dibentuknya Pokja, mereka akan bertugas merumuskan rencana kerja dan model kolaborasi yang bisa dieksekusi mulai dari jangka pendek hingga panjang,” pungkasnya.(gus/adv).