Suarajatimpost.com – Syamsuddin Batola, pria kelahiran 4 Juli 1967, adalah salah satu sosok legendaris dalam sejarah sepak bola Indonesia, khususnya PSM Makassar.
Sebagai bek andalan, ia dikenal sebagai pemain yang tidak hanya tangguh di lapangan, tetapi juga memiliki kepemimpinan yang luar biasa.
Nama Syamsuddin Batola semakin dikenal luas setelah bersama adiknya, Zain Batola, mempersembahkan gelar juara untuk PSM Makassar di Divisi Utama Liga Indonesia 1999-2000.
Keberhasilan ini semakin menegaskan statusnya sebagai salah satu legenda hidup klub sepak bola asal Makassar tersebut.
Karier profesionalnya dimulai saat masih remaja. Syamsuddin mengawali perjalanan sepak bolanya di Diklat PPLP Sulsel di Makassar sebelum akhirnya merantau ke Jakarta untuk bergabung dengan Diklat Ragunan.
Setelah menyelesaikan masa pelatihan, ia bergabung dengan Pelita Jaya, klub yang dikenal sering memberi kesempatan pada pemain muda berbakat.
Tak lama setelah itu, ia pindah ke PKT Bontang, klub yang juga memiliki visi yang sama dalam mengembangkan potensi pemain muda.
Namun, perjalanan karier terbaik Syamsuddin terjadi saat ia kembali ke kampung halamannya, Makassar, dan bergabung dengan PSM Makassar.
Puncak kariernya tercapai ketika ia berhasil membawa PSM Makassar meraih gelar juara Liga Indonesia pada musim 1999-2000, mengalahkan PKT Bontang di final yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno.
Setelah pensiun pada 2003 dari dunia sepak bola profesional di Persim Maros, Syamsuddin beralih ke dunia kepelatihan.
Sebagai pelatih, Syamsuddin Batola menunjukkan bakat dan dedikasinya yang tak kalah besar dari masa aktifnya sebagai pemain.
Ia pertama kali melatih Persim Maros pada 2020 untuk mempersiapkan tim berlaga di Liga 3 dan Pra Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Selatan.
Namun, nama Syamsuddin Batola benar-benar mencuri perhatian saat ia dipercaya menjadi pelatih PSM Makassar di Piala Menpora 2021.
Dalam turnamen tersebut, ia berhasil memimpin tim dengan skuat yang seluruhnya berisi pemain lokal, mengalahkan ekspektasi banyak pengamat yang meragukan kemampuan tim untuk bersaing dengan klub-klub yang diperkuat pemain asing, seperti Borneo FC, Bhayangkara Solo FC, dan Persija Jakarta.
Berkat kepemimpinannya, PSM Makassar berhasil melaju ke babak 8 besar, mendapatkan pujian atas strategi dan manajemen tim yang efektif.
Syamsuddin juga pernah melatih beberapa tim seperti Persim Maros hingga terakhir di Persipal Palu pada Liga 2 tahun 2024 ini.
Lalu pada 28 Agustus 2024 silam Syamsuddin Batolla diperkenalkan kepada publik sepak bola sebagai juru taktik Persewangi Banyuwangi.
Pelatih yang ditunjuk menukangi Laskar Blambangan itu dikenal sudah cukup kenyang dengan deretan kursi pelatih kepala di beberapa tim besar Liga Indonesia.
Syamsuddin Batola yang kini mengantongi lisensi A AFC sebagai pelatih, terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan sepak bola di Indonesia.
Sebagai seorang pelatih asal Bontoa, Kabupaten Maros, ia berfokus pada pengembangan pemain lokal dan memastikan bahwa prestasi gemilang yang pernah diraihnya sebagai pemain dapat dilanjutkan dengan kesuksesan di dunia kepelatihan. (**)
sumber: dari berbagai sumber