IDEA JATIM, MALANG – Siswa-siswi Sekolah Sabilillah Malang hadir mengikuti kegiatan Majelis Dzikir Bina Qalbu, Sabtu (20/9) lalu. Mereka juga tampil melantunkan salawat nabi dalam kegiatan ini. Membuat nuansa Majelis Dzikir Bina Qalbu terasa berbeda dari biasanya. Karena kegiatan kali ini sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Selain penampilan siswa, juga ada penampilan dari grup orang tua siswa yang bernama Nasida Qalbu. Lantunan salawat nabi terdengar merdu di Aula Pemimpin Peradaban Dunia, Kampus 2 Sekolah Sabilillah, tempat digelarnya acara. Ketua Umum FORKOM Orang Tua Siswa Sekolah Sabilillah, Ana Maisyaroh Rowiena, S.S mengatakan Majelis Dzikir Bina Qalbu merupakan agenda setiap bulan. Tema dan narasumber selalu berbeda. Kegiatan ini biasanya dikhususkan untuk orang tua.Sebagai materi parenting yang menambah wawasan mereka dalam mendidik anak.
“Namun kali ini Bina Qalbu kita bikin spesial. Kita juga libatkan anak-anak. Untuk membangun sinergi yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan yang kita idamkan,” katanya.
Hadir secara langsung Direktur LPI Sabilillah Malang, Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd, para asisten direktur, jajaran direksi dan manajemen LPI Sabilillah. Tausiyah Bina Qalbu kali ini disampaikan oleh Dr. KH. Faris Khairul Anam, LC., MHI. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Faqih Indonesia.
Kegiatan ini merupakan program dari Forum Komunikasi Orang Tua Siswa Sekolah Sabilillah Malang. Direktur LPI Sabilillah Malang, Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd mengatakan, sejak 2008 silam, Sekolah Sabilillah telah mencanangkan Pendidikan Karakter. Nilai karakter yang diinternalisasikan salah satunya mahabbah. Rasa cinta. Dinamakan Program 360 Derajat Cinta. Dirumuskan dalam muatan Sabilillah Penuh Cinta. Antara lain, cinta Allah dan Rasulullah, cinta orang tua dan guru, cinta diri sendiri, cinta sesama, cinta alam sekitar, cinta ilmu pengetahuan dan teknologi, dan cinta keunggulan.
“Rumusan pendidikan Sabilillah penuh cinta ini adalah pendidikan karakter. Pendidikan akhlak. Yang sudah sejak lama dicanangkan oleh Sekolah Sabilillah jauh sebelum diprogram oleh Kementerian Pendidikan,” katanya saat sambutan.
Wakil Rektor 1 Universitas Negeri Malang (UM) ini menjelaskan, Majelis Dzikir Bina Qalbu adalah parenting islami. Tujuannya untuk menyamakan frekuensi guru dan orang tua dalam mendidik anak. Satu frekuensi di sekolah dengan di rumah masing-masing.
Tema Majelis Dzikir Bina Qalbu kali ini : Mendidik Anak Cinta Rasulullah. Maka frekuensi itu disamakan dalam pendidikan siswa untuk cinta kepada Rasulullah. “Semoga nanti frekuensi ini tercapai dan dapat diimplementasikan. Dengan menggapai cinta Allah dan Rasulullah, kehidupan kita dalam lindungan Allah SWT,” harapnya.Majelis Dzikir Bina Qalbu semakin khidmat dengan pembacaan ayat suci Alquran dan pembacaan istighosah. Orang tua siswa mengikuti dengan antusias rangkaian acara penuh hikmah ini. Mulai dzikir, doa dan salawat. (***)