UM Gandeng BTN Beri Edukasi Perbankan Dan Literasi Keuangan Pada Mahasiswa

admin-id
SINERGI: Rektor UM Prof. Dr. Hariyono, M.Pd dan segenap pimpinan UM bersama Direktur Network & Retail Funding Rully Setiawan dalam acara talk show dan Penandatanganan MoU, Kamis (18/9) kemarin

IDEA JATIM, MALANG – Satu upaya kolaborasi strategis dilakukan Universitas Negeri Malang (UM). Kali ini UM menjalin kerjasama dengan Bank Tabungan Negera (BTN). Nota Kesepahaman MOU ditandatangani langsung oleh Rektor UM Prof. Dr. Hariyono, M.Pd dan Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu. Bertempat di Lantai 9 GBK A20 UM, Kamis (18/9) kemarin.

Acara dimulai dengan Opening Speech oleh Rektor Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan terima kasih kepada BTN yang ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada mahasiswa. Sebab kata dia, mahasiswa sangat membutuhkan pengetahuan di dunia praktisi, karena yang dibuku belum tentu relevan dengan kondisi saat ini.

Rektor juga menyinggung tema Membuka Peluang Bisnis di Tengah Pergeseran Ekonomi Global dan Transformasi Digital. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya memandang perbankan dari sisi ekonomi. Tetapi juga lainnya. Baik dari bidang teknik, sosial, psikologi dan sebagainya.

“Ini menarik. Sehingga kita melihat ekonomi itu dari sisi inklusif. Dan dalam dunia ekonomi dan perbankan ada dimensi moralitas. Praktik ekonomi tidak bisa dilepaskan dimensi sosial dan moral,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama BTN dan diwakili Direktur Network & Retail Funding Rully Setiawan memberikan keynote speaker. Sekaligus memberikan materi talk show literasi dengan tema : Unlocking Business Opportunities Amidst Global Economic Shifts and Digital Transformation. Atau
Membuka Peluang Bisnis di Tengah Pergeseran Ekonomi Global dan Transformasi Digital.

Rully mengimbau kepada mahasiswa agar banyak belajar. Terutama kepada ahlinya. Karenanya BTN siap mensuport tenaga praktisi untuk mengajar di kampus. “Apa yang dipelajari di kampus semuanya berguna. Belajar pada pakarnya. Kami siap mengajarkan tentang ekonomi dan keuangan. Termasuk tentang perbankan, makro ekonomi dan sebagainya,” katanya.

Sementara dalam materinya, Rully menejelaskan dampak kebijakan tarif terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Konsekuensi diterapkannya kebijakan tarif adalah diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 dari 3,3 persen menjadi 3,0 persen. Sedangkan Indonesia masih menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua dan mencatatkan pertumbuhan yang positif

Pertumbuhan global diperkirakan melambat menjadi sebesar 3,0 persen pada tahun 2025 dan menguat ke level 3,1 persen tahun 2026, dimana pertumbuhan ekonomi negara berkembang lebih besar dibandingkan dengan negara maju. “Perubahan perilaku konsumen ke arah digital terjadi seiring dengan bertambah besarnya pengguna internet di seluruh dunia dan Indonesia berada di urutan ketiga pengguna internet terbesar di dunia,” terangnya. (***)

Share This Article