SURABAYA, IDEA JATIM – Dunia sepak bola Indonesia berduka. Bejo Sugiantoro, legenda Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia, menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa, 25 Februari 2025, di usia 47 tahun.
Sang legenda meninggal akibat serangan jantung saat bermain sepak bola di lapangan SIER Surabaya, olahraga yang telah menjadi bagian dari hidupnya sejak remaja.
“Ya, ya (Bejo Sugiantoro meninggal). Tadi sore main bola, terus lagi gak sadarkan diri dibawa ke RS di depannya lapangan itu (RS Royal),” ujar CEO Deltras Sidoarjo, Amir Burhanudin saat dikonfirmasi, Selasa (25/2/2025).
“Pukul 17.20 WIB dinyatakan meninggal sama dokter, Jenazah masih di rumah sakit, RS Royal,” imbuhnya.
Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai pihak, terlebih saat Informasi meninggalnya sang legenda dikonfirmasi melalui unggahan di berbagai platform resmi sepak bola media sosial. Salah satunya datang dari Gede Widiade, mantan Manajer Timnas Indonesia U-23.
“Benar Kaji Bejo (Sugiantoro) meninggal dunia. Saya baru mendapat informasi dari teman-teman di Surabaya. Bejo itu sosok yang sangat berdedikasi. Saya kenal beliau sejak dari pemain hingga jadi pelatih. Saya kan pernah pegang Persebaya. Beliau orang baik. Innalillahi,” ucapnya.
Jejak Karier: Dari Pemain Hebat hingga Pelatih Berbakat
Bejo Sugiantoro lahir di Sidoarjo pada 2 April 1977. Karier sepak bolanya dimulai dari akademi sebelum ia terpilih mengikuti program PSSI Primavera yang mengasah bakat pemain muda Indonesia di Italia.
Setelah kembali ke tanah air, Bejo langsung menembus tim utama Persebaya Surabaya pada 1994, mengawali perjalanan panjangnya sebagai salah satu bek terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Di Persebaya, Bejo menghabiskan sebagian besar kariernya dalam dua periode (1994–2003 dan 2004–2008). Bersama klub berjuluk Bajul Ijo itu, ia sukses meraih berbagai gelar:
- Juara Liga Indonesia 1996–1997
- Juara Liga Indonesia 2004
- Juara Divisi Satu Liga Indonesia 2006
Sebagai pemain belakang, Bejo dikenal sebagai libero tangguh dengan kepemimpinan kuat di lapangan. Ia bermain bersama generasi emas Persebaya seperti Aji Santoso, Uston Nawawi, Anang Ma’ruf, Khairil Anwar, hingga Jacksen F. Tiago.
Selain membela Persebaya, Bejo sempat bermain untuk beberapa klub lain, termasuk PSPS Pekanbaru, Mitra Kukar, Persidafon Dafonsoro, Deltras Sidoarjo, dan Perseba Bangkalan sebelum akhirnya pensiun.
Berkontribusi Besar untuk Timnas Indonesia
Di level internasional, Bejo Sugiantoro mengoleksi 45 caps bersama Timnas Indonesia sejak akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Ia menjadi bagian dari skuad Merah Putih yang meraih beberapa pencapaian penting, termasuk:
- Medali Perak SEA Games 1997
- Medali Perunggu SEA Games 1999
- Runner-up Piala AFF 2000 dan 2002
- Juara Piala Kemerdekaan Indonesia 2000
Sebagai bek, Bejo terkenal dengan kemampuannya membaca permainan lawan dan menjadi benteng pertahanan yang sulit ditembus. Ia adalah sosok yang tak tergantikan di lini belakang Timnas Indonesia pada masa keemasannya.
Dari Lapangan Hijau ke Pinggir Lapangan: Karier Sebagai Pelatih
Setelah gantung sepatu, Bejo Sugiantoro tidak benar-benar meninggalkan sepak bola. Ia melanjutkan perjalanannya sebagai pelatih dan membimbing generasi baru pesepak bola Indonesia.
Beberapa tim yang pernah ia tangani antara lain:
- Asisten Pelatih Persebaya (2018–2023)
- Caretaker Persebaya (2018–2019)
- Pelatih Persik Kediri (2016–2017)
- Pelatih Serpong City FC (2023–2024)
- Pelatih Deltras Sidoarjo (2024–2025)
Di Persebaya, Bejo berperan besar dalam membangun tim, baik saat menjadi asisten pelatih maupun pelatih interim. Pada musim 2024–2025, ia dipercaya menangani Deltras Sidoarjo di Liga 2 sebelum akhirnya berpulang.
Warisan dan Kenangan yang Abadi
Selain sebagai pemain dan pelatih, Bejo Sugiantoro juga dikenal sebagai sosok ayah yang mencintai keluarganya. Anaknya, Rachmat Irianto, kini menjadi pemain Persib Bandung dan mengikuti jejak sang ayah sebagai bek tangguh.
Kepergian Bejo meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan seluruh insan sepak bola Indonesia. Namun, warisannya akan terus hidup, baik melalui trofi yang pernah ia menangkan, para pemain yang pernah ia latih, maupun para suporter yang selalu mengingatnya sebagai legenda sejati.
Selamat jalan, Bejo Sugiantoro. Namamu akan selalu dikenang dalam sejarah sepak bola Kota Pahlawan, bahkan sepak bola Indonesia. (*)